Kamis, 24 Oktober 2013

BIOKIMIA



UJI KARBOHIDRAT
Analisis kualitatif karbohidrat. Karbohidrat merupakan senyawa metabolit primer selain protein dan lipid. Karbohidrat mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah sebagai sumber tenaga dan penghasil panas tubuh. Adanya karbohidrat dapat diidentifikasi dengan menggunakan berbagai macam metode. Inilah teori beberapa metode analisis kualitatif karbohidrat.

1. Uji Molisch
Uji Molisch merupakan uji yang paling umum untuk karbohidrat. Uji Molisch sangat efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural yang terubstitusi, seperti hidroksimetilfurfural.


Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi furfural atau derivatnya dengan alfa-naftol menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah-ungu.


Thymol dapat dipakai sebagai pengganti alfa-naftol. Ia juga lebih stabil daripada alfa-naftol dan pada penyimpanan yang lama tidak berubah warna.

2. Uji Benedict
Uji Benedict dan uji Barfoed keduanya berdasarkan resuksi Cu2+ menjadi Cu+. Pada proses reduksi kupri dalam suasana alkalis biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat pada larutan Benedict atau tartrat pada larutan Fehling, hal ini dilakukan untuk mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium karbonat pada Benedict, sedangkan pada Fehling untuk mencegah pengendapan Cu(OH)2 atau CuO dalam larutan natirum hidroksida. Produk oksidasi karbohidrat dalam larutan alkalis sangat kompleks dan banyak jumlahnya, belum semuanya dapat diidentifikasi yaitu berwarna hijau, merah, oranye, dan pembentukan endapan merah bata. Tidak seperti maltosa dan laktosa, sukrosa tidak dapat mereduksi Benedict, karena ia tidak memiliki gugus aldehida atau gugus keto bebas.

3. Uji Barfoed
Dengan menggunakan reagen Barfoed yang mengandung koper asetat di dalam asam asetat, maka kita dapat membedakan monosakarida dan disakarida dengan jalan mengontrol kondisi-kondisi seperti pH dan waktu pemanasan.

4. Uji Seliwanoff
Reaksi spesifik lainnya untuk uji karbohidrat tertentu adalah uji Seliwanoff dan uji Foulger. Reaksi Seliwanoff disebabkan perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulinat dan hidroksimetilfurfural. Selanjutnya kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol menghasilkan senyawa kompleks berikut yang berwrna merah:



Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa, memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Pada pendidihan lebih lanjut, aldosa-aldosa memberikan warna merah dengan reagen Seliwanoff, karena aldosa-aldosa tersebut diubah oleh HCl menjadi ketosa.

5. Uji Fenilhidrazin
Karbohidrat (kecuali manosa) yang memiliki gugus fungsional aldehid atau keton, membentuk osazon dengan fenilhidrazin. Glukosa dan fruktosa memberikan osazon yang sama karena monosakarida-monosakarida tersebut tidak mempunyai letak susunan gugus -H dan -OH yang sama pada atom akrbon 3, 4, 5, dan 6. Manosa tidak membentui osazon di dalam larutan air, tetapi mebentuk fenilhidrazin yang tidak larut.


6. Uji Iodin
Uji iodin dapat digunakan untuk membedakan amilum dan glikogen. Iodin dapat bereaksi dengan amilum membentuk kompleks berwarna biru atau ungu.

Reaksi Molisch atau Uji molisch. Reaksi Molisch adalah suatu uji kimia kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan menggunakan pereaksi Molisch. Reaksi Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari Australia.  Pada prinsipnya, reaksi molisch ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat sehingga terbentuk cincin furfural yang berwarna ungu.
Bahan utama dalam reaksi molisch adalah peraksi Molisch atau reagent molisch itu sendiri. Pereaksi Molisch atau reagent Molisch terdiri atas larutan α-naftol dalam alkohol atau etanol. Prinsip kerja reaksi Molisch sangat sederhana, yaitu
  • Siapkan sample yang akan diuji
  • sampel yang dakan iuji dicampur dengan reagent Molisch, 
  • setelah terjadi pencampuran sempurna atau homogenisasi tuangkan H2SO4 pekat perlahan-lahan ditepi dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan sehingga hanya membentuk lapisan.
Fungsi H2SO4 pekat dalam reaksi Molisch (dapat digantikan asam kuat lainnya) adalah untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida sehingga menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.

Reaksi Molisch atau uji Molisch positif  ditandai dengan munculnya cincin ungu di permukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel yang menunjukan adanya keberadaan karbohidrat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar